Seperti yang kita tahu, Jati merupakan tanaman tropis yang sangat baik untuk dijadikan kayu perkakas dan bahan bangunan rumah. Jati masih menjadi kayu favorit karena kekuatan dan keawetannya. Belum ada kayu yang mampu menggantikan eksistensi dari kayu Jati ini. Bahkan walaupun sudah banyak petani yang beralih ke kayu Sengon, akan tetapi kelas kekuatan dan keawetan Sengon masih belum bisa mengalahkan kayu Jati. Saat ini perkembangan kayu Jati sudah sangat baik, dulu untuk memanen pohon Jati dibutuhkan waktu lebih dari 60 tahun, tetapi sekarang dengan adanya Jati Plus sudah bisa dipanen kurang lebih pada umur 20 tahun. Salah satu teknik silvikultur yang menjadikan pohon Jati dapat berkembang dengan baik adalah penjarangan.
Semua Artikel
Pemeliharaan merupakan kegiatan untuk menjadikan suatu objek yang dalam hal ini adalah pohon Jati untuk dapat tumbuh maksimal dan menghasilkan kayu berkualitas baik. Pemeliharaan sangat penting untuk dilakukan karena pohon Jati memerlukan perawatan yang cukup intens agar terhindar dari serangan jamur maupun serangga. Jamur yang ada pada Jati biasanya menyerang pada pagian batang, sedangkan serangga yang ada pada Jati menyerang pada bagian daun. Hal ini apabila dibiarkan akan berdampak buruk untuk pertumbuhan kayu Jati sendiri. Biasanya pemeliharaan akan membutuhkan biaya cukup besar, bergantung pada keinginan petani atau perusahaan untuk memaksimalkan hasil kayunya. Beberapa contoh pemeliharaan untuk pohon Jati diantaranya : pemupukan, pendangiran, pemangkasan atau pruning, penjarangan, dan penyiangan. Pemeliharaan ada 2 macam yaitu teknis dan kimia.
Istilah farm forestry dikenal sebagai hutan rakyat. Hutan rakyat adalah hutan yang tidak berada di atas lahan yang dikuasai oleh pemerintah, jadi hutan rakyat merupakan hutan yang dimiliki oleh rakyat (Hardjosoediro, 1980 dalam PKHR, 1999). Hutan rakyat ini menjadi harapan baru bagi sektor kehutanan. Hutan rakyat dapat meningkatkan produksi kayu dan hasil hutan ikutan lainnya; meningkatkan kesempatan kerja; memperbaiki sistem tata air; meningkatkan proses penyerapan karbon monooksida dan polutan lain dari udara; meningkatkan suplai oksigen ke udara; dan menjadi habitat yang baik bagi satwa dan menjaga keanekaragaman hayati (Awang, et al, 2001; Simon, 2010). Hutan rakyat merupakan sebuah sistem usaha hutan rakyat terdiri atas sub sistem produksi, pengolahan, pemasaran hasil, dan kelembagaan. Salah satu hutan rakyat yang telah berhasil dikembangkan adalah di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Tahun 1960-an wilayah Kabupaten Gunungkidul dikenal sebagai daerah yang tandus dan kritis, namun saat ini telah berubah menjadi hijau dan subur (Simon, 2010).
Jati unggul merupakan jati yang memiliki sifat genetik unggul yang diperoleh melalui kegiatan pemuliaan pohon. Salah satu keberhasilan program pemuliaan pohon adalah ditemukannya klon jati unggul yang dikenal dengan istilah Jati Plus Perhutani (JPP). Karakteristik yang dimiliki JPP berupa pertumbuhan yang cepat, batang lurus, dan tinggi batang bebas cabang (TBBC) yang tinggi. Sejak tahun 2008 Perum Perhutani mulai menanam JPP yang dikembangbiakkan dengan cara stek pucuk. Produktivitas JPP dapat mencapai 10 m2/ha/tahun (Budiadi et al. 2017). Nilai tersebut jauh lebih lebih besar dibandingkan dengan produktivitas jati konvensional yang kurang dari 3 m2 ha/tahun (Pandey et al. 2014).